Nama :
Rian Adi Setia Rahman
NIM :
15630019
Mata Kuliah :
SKI dan Budaya Lokal
SEJARAH BANGSA ARAB
SEBELUM ISLAM
Sebelum Islam masuk, bangsa Arab telah mmempunyai berbagai macam agama,
adat, istiadat, dan aturan hidup. Bangsa Arab dibagi menjadi dua bagian
yaitu penduduk gurun pasir dan penduduk negeri. Sejarah bangsa arab penduduk
gurun pasir hampir tidak dikenal orang. Kita hanya dapat mengetahui sejarah
mereka mulai dari kira-kira seratus lima puluh tahun sebelum masuk Islam, hal
ini dikarenakan penduduk gurun pasir tersebut terdiri dari berbagai macam suku
bangsa dan sering terjadi peperangan. Peperangan ini timbul karena untuk
menentukan tempat. Bagi yang kuat dia akan mendapatkan tempat yang berair dan
berumput untuk ternaknya, namun untuk yang lemah dia hanya akan menjadi budak
atau bahkan mati. Penduduk ini juga buta huruf. Sehingga dalam masa ini tidak
ada bangunan maupun tulisan bersejarah di gunakan untuk menjelaskan sejarahnya.
Kebalikan dari penduduk gurun pasir, penduduk negeri lebih jelas, Negeri-negeri
mereka adalah Jazirah Arab bagian selatan, Kerajaan Hirah dan Ghassan, dan
beberapa kota di tanah Hejaz.
I.
ILMU BUMI JAZIRAH ARAB
Jazirah Arab berarti pulau Arab. Sebagian ahli sejarah menamai
tanah Arab itu “Shibhul Jazirah” yang berarti “Semenanjung”. Jazirah Arab
dibagi menjadi 2 bagian :
1.
Bagian tengah
Bagian ini terdiri dari
tanah pegunungan yang jarang ada hujan, sedikit penduduk. Penduduk bagian
tengah ini disebut dengan kaum Badui (penduduk gurun). Binatang ternak utama
mereka adalah unta atau “ Safinatus Shahra” ( Bahtera padang pasir) , selain
unta ada juga biri- biri. Air susu biri- biri ini untuk diminum, sedangkan
dagingnya untuk dimakan, kulitnya untuk pakaian.
Bagian tengah dari Jazirah Arab terbagi
menjadi 2 bagian :
a. Bagian
Utara, disebut “Najed”
b. Bagian
Selatan, disebut “Al Ahqaf”
Pada bagian selatan ini penduduknya
sedikit sehingga dikenal dengan nama “Ar Rab’ul Khali” atau tempat yang
sunyi. Keistimewaan penduduk gurun ini salah satunya adalah mereka mempunyai
nasab murni. Ahasl ini disebabkan Jazirah Arab tidak pernah dimasuki oleh orang
asing. Baahasa mereka masih murni, maka padang pasir itu dijadikan sekolah
tempat mempelajari dan menerima bahasa Arab yang fasih, di kala bahasa Arab itu
telah mengalami kerusakan di kota-kota dan negeri. Bangsa Badui telah pernah
memegang peran penting dalam peniagaan dunia, yaitu sebelum Terusan Suez
digali. Mereka mempperhubungkan perniagaan antara benua Asia dan benua Eropa
dengan melalui Jazirah Arab. Sistem pemerintahannya pada saat itu adalah sistem
bersuku-suku.
2.
Bagian tepi
Hanya dipertemukan oleh Laut Merah dengan Laut Hindia
II.
NEGERI – NEGERI
1.
Yaman
Negeri Yaman adalah
tempat tumbuh kebudayaan yang paling penting yang pernah tumbuh dijazirah arab
sebelum agama Islam datang. perkataan Yaman berasal dari “Yumn” yang artinya
“berkat”. Negeri Yaman makmur karena tanahnya subur. Penduduk Yaman pun pernah
memegang peranan besar dalam melancarkan perniagaan antara Timur dan Barat.
Faktor itu yang menyebabkan nasab mereka tidak murni lagi; bahasa mereka
menjadi rusak.
Karena adanya kestabilan
dan kehidupan yang makmur, maka pernah lahir di Yaman raja-raja yang mempunyai
nahkota danistana yang besar-besar. Akan tetapi, di masa lemahnya, negeri Yaman
terbagi atas beberapa daerah. Di antara kerajaan-kerajaan penting yang telah
pernah bediri di Yaman adalah Kerajaan Ma’in, Qutban, Saba’, dan Himyar. Akan
tetapi hal-hal yang mengenai kerajaan ini amat sedikit yang dikenal.
2.
Kerajaan Saba’
Kerajaan Saba’ berdiri
tahun 950 S.M. kerajaan ini berdiri sampai tahun 115 S.M. kemasyhuran
kerajaaan ini berpangkal pokok pada :
a. Ratunya
yang terkenal bernama Ratu Bulqis
b. Bendungan
Ma’rib , yaitu satu bendungan (dam raksasa) yang dapat membendung air
diantara dua buah gunung.
Sailul Arim menyebabkan
kehidupan di Yaman mengalami perubahan besar, sebagian besar penduduk di Yaman
mengungsi ke bagian utara Jazirah arab, dikarenakan air bah yang
menenggelamkan wilayah mereka. Inilahyang menyebabkan runtuhnya kerajaan Saba’ dan bangunnya kerajaan Himyar.
3.
Kerajaan Himyar
Kerajaan ini berdiri
saat kerajaan Saba’ mulai lemah. Dan disuatu titik kerajaan Saba’ pun dikuasai
oleh kerajaan Himyar. Kerajaan Himyar lemah juga sama seperti kerajaan Saba’
karena lalai untuk mengurus bendungan- bendungan sehingga bendungan tersebut
roboh oleh air bah dan hujan. Malapetaka ini menyebabkan mereka mengungsi ke
bagian utara Jazirah Arab. Oleh karena itu, Yaman menjadi lemah, dan kelemahan
ini membukakan jalan bagi kerajaan-kerjaan Persia dan Romawi untuk campur
tangan dalam urusan dalam negeri Yaman dengan maksud hendak memiliki negeri
yang subur dan makmur itu.
Kerajaan Saba’ dan
Himyar banyak meninggalkan peninggalan-peninggalan yang dapat menggambarkan
kebesaran dan kemajuan yang telah dicapai oleh kerajaan-kerajaan itu di zaman
dahulu. Kedua kerajaan ini meninggalkan banyak bekas peninggalan bersejarah.
Kerajaan – kerajaan ini juga pernah memiliki armada yang besar untuk
membawa barang perniagaan dari India.
4.
Yaman Terjajah
Kesuburan dan kemakmuran
negeri Yaman dapat menyebabkan dua kerajaan imperialis ( kerajaan Persia dan
Romawi) berlomba- lomba untuk menguasainya. Kerajaan Persia tidak suka melihat
negeri Yaman dijajah oleh bangsa Habsyi dan Rumawi itu. Akhirnya datanglah
sebuah kesempatan untuk ikut campur tangan yaitu di kala salah seorang dari
keturunan raja-raja Himyar namanya Saif Ibnu Zi Yazin lari ke Persia untuk
meminta pertolongan mengeluarkan bangsa Habsyi dari Yaman. Dikirimnya
Balatentara ke Yaman dan berhasil melepaskan Yaman dari penjajahan bangsa
Habsyi. Kemudian kedudukan bangsa Habsyi di Yaman digantikan oleh bangsa
Persia. Mereka mengambil alih kekuasaan bangsa Habsyi. Sesudah Saif Ibnu Yasin
terbunuh, dan mereka menguasai sepenuhnya negeri Yaman itu.
Di kala Muhammad SAW
diutus menjadi Rasul, Gubernur Yaman adalah Bazan. Nabi Muhammad SAW menyeru
Bazan untuk menganut agama Islam, maka dianutlah agama ini.
5.
Kerajaan Hirah ( Manadzirah)
Kerajaan Hirah mulai
sejak abad ketiga Masehi dan terus berdiri sampai Agama Islam lahir. Diantara
raja raja yang terkenal :Umru ul, Nu’man ibnu Umru ul Qais ( yang
mendirikan istana Khawarnaq dan istana Sadir di permulaan abad kelima Masehi ).
Raja terakhirnya adalah Mundzir ibnu Hind Nu’man ibdul Mundzir. Di masa
pemerintahan raja inilah Khalid ibnu Walid memerangi Hirah, dan akhirnya negeri
Hirah menggabungkan diri ke dalam pemerintahan Islam.
6.
Kerajaan Ghassan ( Shasasinah)
Nama Ghasasinah itu
diambil dari mata air di Syams yang disebut Ghassan. Laum Ghasasinah menganut
agama Masehi yang diterimanya oleh bangsa Romawi dan merekalah yang memasukkan
agama masehi di Jazirah arab. Diantara raja-raja yang terkenal ialah
: Jafnah ibnu ‘Amr, Arkam ibnu tsa’labah, dan Jabalah ibnul Aiham. Dimasa
pemerintahan Jabalah ini terjadi pertempuran Yarmuk, dan masuknya agama Islam
didaerah ini. Jasa- jasa kerajaan ini ialah mereka telah menyebarkan
berbagai kebudayaan bangsa romawi dan Persia diantaranya : agama, ilmu
pengetahuan umum, tulis baca, ilmu pengetahuan ketentaraan , dll.
III.
HEJAZ
Negeri hejaz tidak
pernah dijajah dan tidak pernah dipengaruhi oleh Negara- Negara asing. Hal ini
dikarenakan letak dan kemiskinan yang dialami oleh Negara ini, sehingga tidak
menimbulkan keinginan untuk menjajah wilayah tersebut. Selain kota makkah , di
Hejaz ada beberapa buah kota yaitu Thaif, yastrib. Tapi kota ini tidak
termasyhur kota Makkah. Karena kota Makkah dipandang suci, maka kota itu
lebih maju dari kota- kota yang lain.
Pemerintahan di Makkah
Kota
Makkah adalah tempat yang dipandang paling suci. Bangsa Arab dari seluruh penjuru Jazirah Arab berdatangan ke
kota Makkah untuk mengerjakan haji atau umroh. Maka dari itu berdirilah
pemerintahan untuk melindungi jamaah-jamaah haji dan menjamin keamanan,
keselamatan, dan ketentraman mereka. Pada tahun 440 M pemimpin mereka yang
bernama Qushai mengatur urusan-urusan yang berhubungan dengan Ka’bah, yaitu :
1.
As Siqayah (meyediakan air minum)
2.
Ar Rifadah (Menyediakan makanan)
Untuk Jamaah haji yang tidak mampu haruslah disediakan makanan. Biasanya
Quraisy memberikan sebagian harta mereka kepada Qushai agar dipergunakan untuk menyediakan
makanan bagi jamaah haji yang tidak mampu.
3.
Al Liwa (Bendera)
Yaitu menyeru untuk berperang dengan memasang bendera di ujung tombak di
depan pimpinan lasykar.
4.
Al Hijabah
Yaitu menjaga Ka’bah dan memegang anak kuncinya.
IV.
SYA’IR ARAB
Ada 2 cara untuk mempelajari syair arab:
a.
Mempelajari syair itu sebagai suatu kesenian, yang oleh bangsa Arab amat
dihargai.
b.
Mempelajari syair itu dengan maksud, agar kita dapat mengetahui adat istiadat
dan budi pekerti bangsa Arab.
Syair adalah salah satu
seni yang dihargai dan dimuliakan oleh bangsa Arab. Ada beberapa pasar
tempat penyair itu kumpul : pasar ‘Ukaz, majinnah, dan zul Majaz. Seorang
penyair mempunyai kedudukan yang tinggi dalam masyarakat bangsa Arab.
Salah satu pengaruh dari Syair pada bangsa Arab, ialah : bahwa syair itu dapat
meninggikan derajat seseorang yang tadinya hina, atau sebaliknya.
V.
AGAMA
Jika dalam masyarakat terdapat oknum-
oknum manusia yang memungkiri adanya Tuhan , hal itu berarti mereka melawan
naluri yang ada pada diri mereka sendiri.
MUHAMMAD SEJAK DILAHIRKAN
VI.
Kelahiran Muhammad SAW
Nabi Muhammad dilahirkan
pada tanggal 12 Robi’ul awal tahun gajah. Sebelum ia dilahirkan ayahnya telah
meninggal Dunia, dan Nabi Muhammad diasuh oleh kakeknya yaitu Abdul Muthalib
dan menyusuinya yaitu Halimatus Sa’diah. Setelah kakeknya meninggal dunia beliau
diasuh oleh pamannya yaitu Abu Thalib. Dirumah Abu Thalib , beliau dididik.
Beliau membantu Abu Thalib mengurus perniagaannya. Dalam fase hidupnya ,
Muhammad dijuluki “Al Amin” karena beliau memiliki budi pekerti yang luhur dan
dapat dipercaya. Umura 25 Nabi Muhammad menikah dengan Khadijah , yang
pada saat itu Khadijah merupakan janda berumur 40 tahun yang kaya raya.
VII.
Diutus jadi Rasul
Turunnya wahyu pertama QS. Al-A’la: 1-5 di gua Hira pada hari Senin di bulan
Ramadan pada usia yang ke 40 menjadi awal kerasulan Muhammad saw. Wahyu pertama
tersebut berisi: "1) Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Yang
menciptakan manusia dari segumpal darah, 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Mahamulia, 4) Yang mengajari (manusia) dengan pena, 5) Dia mengajarkan manusia
apa yang tidak diketahuinya."
Ia segera kembali kerumahnya dalam
keadaan gemetar.
VIII.
Fase-fase Seruan
Pada fase ini Rasululloh
menyeru keluarga dan sahabat-sahabat beliau yang karib. Mereka diseru
tentang pokok- pokok agama Islam. Diantara yang masuk islam : istri
beliau, Ali, zaid, Abu Bakar, dll.
IX.
Menyeru Bani Abdul Mutthalib
Ini adalah fase yang
kedua. Nabi Muhammad SAW disambut hangat oleh sebagian mereka, tapi
pamannya Abu Lahab dan isterinya sangat mendustakannya. Dlam fase
ini Rasululloh secara terang- terangan mulai menyeru agama Islam, dan
dari sinilah membentang jalan untuk fase yang ketiga yaitu seruan umum yang
ditujukan untuk segenap manusia kepada agama Islam dengan terang- terangan.
X.
Quraisy Mulai Menentang
Seruan kepada
agama Islam mula-mulanya adalah secara rahasia. Hal ini pun juga diketahui oleh
Quraisy. Quraisy tidak mempedulikannya karena mereka tigak mengira kalau seruan
itu berpengaruh dan akan dianut oleh banyak orang. Kemudian sesudah Rasulullah
mulai menyeru dengan terang-terangan, maka kaum Quraisy menyatakan tantangannya
terhadap agama baru itu. Mereka mencoba membunuh agama ini dengan cara apapun.
Faktor- factor yang mendorong Quraisy menentang seruan Islam :
a. Persaingan berebut
kekuasaan
Kaum Quraisy tidak dapat
membedakan antara kenabian dan kerajaan. Suku-suku bangsa Arab selalu bersaing
untuk merebut kekuasaan dan pengaruh. Sebab itu bukanlah satu hal yang mudah
bagi kaum Quraisy untuk menyerahkan pimpinan kepada Mhammad SAW, karena yang
demikian menurut mereka berarti bahwa suku-suku bangsa Arab akan kehilangan
kekuasaan dan pengaruh dalam masyarakat.
b. Penyamaan hak antara
kasta bangsawan dan kasta hamba sahaya
Bangsa Arab hidup
berkasta-kasta. Tetapi, seruan Muhammad SAW memberikan hak yang sama kepada
manusia. Karena itu, kasta bangsawan dari kaum Quraisy enggan menganut agama
Islam. Mereka menganggap agama Islam akan meruntuhkan tradisi-tradisi dan
dasar-dasar kehidupan mereka.
c. Takut dibangkit
Agama Islam mengajarkan
bahwa pada hari kiamat manusia akan dibangkitkan dari kuburnya, dan bahwa semua
perbuatan manusia akan dihisab. Kaum Quraisy tidak dapat menerimanya. Mereka
pun juga tidak mau mengikuti dan menganut agama Islam.
d. Taklid kepada nenek
moyang
Taklid kepada nenek
moyang membabi buta, dan mengikuti langkah-langkah mereka mengenai peribadatan
dan pergaulan yang berakar pada bangsa Arab. Karena itu, amat berat jika mereka
meninggalkan agama nenek moyang dan mengikuti agama baru itu.
e. Memperniagakan patung
Salah satu perusahaan
orang Arab zaman dahulu adalah memahat patung yang menggambarkan al-Lat,
al-Luza, Manah, dan Hubal. Patung itu mereka jual kepada jamaah haji. Mereka
membelinya untuk mengharapkan berkat, atau sekedar untuk kenang-kenangan. Tetepi
agama Islam melarangmenyembah, memahat, dan menjual patung. Karena itu
saudagar-saudagar patung memandang agama Islam sebagai penghalang rezeki.
XI.
Fase-Fase
Tantangan Quraisy Terhadap Agama Islam
Pertama, kaum Quraisy
menghalangi hamba-hamba sahaya an orang-orang lemah. Menghalangi disini
maksudnya dengan cara menyiksa, bahkan sampai meninggal dunia. Nabi sendiri
pada fase ini terhindar dari siksa mereka karena mendapat penjagaan dari Abu
Thalib paman beliau. Tetapi Nabi mereka tuduh mengadakan perpecahan anatara
orang-orang dengan keluarga dan hamba-hamba sahayanya, serta menghasut
pemuda-pemuda yang menjadi pengikut-pengikutnya, menghinakan nenek moyang
mereka dan dewa-dewa yang mereka sembah.
XII.
Kaum Muslimin Hijrah ke Negeri Habsyi
Keadaan kaum muslimin
yang disiksa oleh kaum Quraisy sangat menyedihkan, hal ini membuat Nabi
Muhammad berfikir untuk mengrim mereka ke negeri lain, yaitu negeri Habsyi.
Karena Rosululloh tahu raja Habsyi itu seorang yang adil. Mereka sangat
diterima dengan baik dan dapat penghormatan besar dari Najasyi raja
Habsyi.
XIII.
Memusuhi Rasulullah
Hijrah kaum muslimin ke
negeri Habsyi itu menggoncangkan kaum Quraisy. Mereka berkeyakinan bahwa dengan
hijrah itu, kaum muslimin akan tersebar ke seluruh penjuru dan tentu
akanmenyeru kepada agama Islam. Sekarang mereka mengalih langkah dan
menjuruskan perhatian kepada Muhammad ibnu Abdullah. Mereka mencoba
menindasnya. Tetapi, Muhammad mendapat perlindungan dari keluarganya, terutama
dari Abu Thalib. Meskipun demikian, beliau tidak luput dari berbagai macam
penganiyayaan dan siksaan.
XIV.
Hamzah dan Umar Masuk Islam
Dengan masuknya Hamzah
dan Umar kedalam Agama Islam, tentunya akan memperkuat kaum Muslimin dan
harapan untuk menang bertambah. Kaum Quraisy yang mendengar hal ini segera
cepat mengambil langkah yaitu dengan cara meminta Abu Thalib untuk
melarang Nabi Muhammad mencela agama dan menghinakan dewa- dewa
mereka. Akan tetapi hal ii tidak membuahkan hasil.
XV.
Memboikot Bani hasyim
Permusuhanpun terjadi.
Kaum Quraisy berniat untuk memusuhi seluruh Bani Hasyim dn melakukan
pemboikotan. Akibat pemboikotan ini Bani Hasyim menderita kelaparan,
kesengsaraan, kemiskinan. Banyak juga diantara kaum Quraisy yang merasa sedih
dengan penderitaan, azab, dan kesengsaraan yang di derita Bani Hasyim karena
pemboikotan itu. Akhirnya mereka merobek-robek perjanjian itu. Akhirnya
pemboikotan dihentikan dan hubungan mereka dengan Bani Hasyim pulih kembali.
XVI.
Abu Thalib dan Khadijah meninggal dunia
Sesudah 10 tahun Nabi
menyeru kepada Agama Islam beliau kehilangan kedua orang yang amat dicintainya
yaitu Abu Thalib dan Khadijah. Dengan meninggalnya Abu Thalib dan Khadijah ini
Rasululloh menghadapi bermacam – macam bahaya dan cobaan dari kaum Quraisy.
XVII.
Keadaan Rasulullah Sesudah Abu Thalib dan Khadijah Meninggal Dunia.
Dengan meninggalnya Abu
Thalib dan Khadijah, Rasulullah menghadapi bermacam-macam bahaya dan cobaan
yang didatangkan oleh kaum Quraisy. Kaum Quraisy meletakkan kotoran-kotoran ke
punggung Nabi di waktu Nabi bersembahyang di masjid. Pernah juga menyekik leher
Nabi waktu beliau di masjid, sehingga nyaris mati. Saat Nabi memberi pelajaran
kepada sahabat-sahabat di masjid tentang agama Islam, kaum Quraisy marah, Nabi
dan para sahabat beliau mereka pukul hingga sangat parah.
Keadaaan Dakwah Sesudah Abu Thalib
Meninggal Dunia
Sesudah Abu Thalib dan
Khadijah meninggal dunia, Nabi melihat bahwa penganiayaan Quraisy terhadap
beliau dan sahabat-sahabatnya makin menjadi-jadi, dan di luar peri kemanusiaan.
Karena itu, dibuatlah khitthah (rencana), akan menjalankan seruan agama Islam
ke luar kota Makkah, dengan pengharapan akan dapat menemukan suatu tempat lain
yang sesuai untuk dijadikan pusat dakwah. Akan tetapi, Nabi senantiasa juga
menemui kesengsaraan dan kesulitan-kesulitan. Tetapi Nabi tidak berputus asa,
biarpun dalam kesulitan yang semacam itu. Nabi menjuruskan dakwah kepada
jamaah-jamaah haji. Beliau temui jamaah-jamaah haji yang berdatangan dari
seluruh penjuru tanah Arab itu. Diperkenalkannya dirinya, dan diperkenalkannya
pula seruan Islam dan pokok-pokok agama baru itu kepada mereka. Dengan begitu,
mereka dapat mendengar al Quranul Karim, dapat mendengar seruan, buah fikiran,
agama, dan filsafat Muhammad. Dengan ini seruan Muhammad mmeningkat fase baru,
yaitu fase tersiar, dan berkembang. Keindahan bahasa al-Qquran dan juga
filsafat dakwah merupakan faktor-faktor penting yang menjadi daya penarik orang
memasuki agama Islam.
XVIII.
Isra’ dan Mi’raj
Setahun sebelum
Nabi berhijrah ke Madinah , terjadilah Isra dan Mi’raj. Nabi Muhammad
bercerita tentang beliau yang dibawa oleh malaikat Jibril ke Masjid Aqsha di
Palestina, dari sana beliau naik keatas langit dan dimalam itu juga beliau
kembali ke Makkah. Dalam fikiran kaum Quraisy hal ini dapat menjadi bukti
yang jelas tentang kedustaan dan kepalsuan seruan Muhammad.
Ternyata hal itu meleset, kenyataannya banyak yang perhatian kepada Muhammad.
Agama Islam di Yatsrib
Telah mulai kelihatan
tanda-tanda di Yatsrib bahwa seruan agama Islam akan berhasil, dan mulailah
timbul sinar harapan bahwa di Madinah akan menyingsing fajar Islam, dan dari
sini akan tersiar agama Islam ke seluruh penjuru dunia. Di kota Yatsrib bertemu
dua golongan manusia yang sangat berbeda. Golongan pertama berasal dari Utara,
yaitu bangsa Arab Yahudi. Golongan kedua berpindah dari selatan, yaitu
suku-suku Arab di antaranya yang terpenting kaum Aus dan Khazraj. Pertemuan
golongan ini di kota Yatsrib menimbulkan fakta-fakta yaitu:
1. Bangsa Arab Yatsrib
lebih memahami agama-agama Ketuhanan, karena mereka sering mendengar tentang
Allah, berbangkit dari kubur, hisab, syurga neraka, dan lain-lain.
2. Permusuhan antara bangsa
Arab Yatsrib dengan bangsa Yahudi.
3. Antara Aus dan Khazraj
selalu timbul peperangan dan silang sengketa.
HIJRAH KE YATSRIB
Nabi menyuruh sahabat-
sahabat beliau berpindah kesana untuk menyelamatkan agama dari penganiayaan
Quraisy. Kota Yatsrib terletak pada jalur perniagaan mereka antara Makkah
dan Syams. Bila penduduk Yatsrib bermusuhan dengan mereka, maka perniagaan
mereka engalami keruntuhan. Jalan satu- satunya yaitu membunuh Nabi
Muhammad, namun hal itu gagal. Rombongan nabi Muhammad sampai di
Yatsrib yang terkenal dengan “ Al Madinah” dan disambut baik oleh kaum
Anshor. Setelah Nabi berhijrah ke Madinah , dan disana manusia berbondong-
bondong memeluk agama Islam , mulailah Nabi Muhammad SAW membentuk masyarakat
baru, dan meletakkan dasar- dasar dari masyarakat islam yaitu
a. Mendirikan masjid
b. Mempersaudarakan antara Anshar dan
Muhajirin
c. Perjanjian bantu membantu antara
sesame kaum Muslimin dan bukan Muslimin
d. Meletakkan dasar- dasar politik, ekonomi,
dan social untuk masyarakat baru.
PEPERANGAN DALAM ISLAM
Sebab- sebab kaum Muslimin terjun ke medan perang :
1. Membela diri
Sejarah telah menyatakan bahwa sebelum hijrah, Tuhan belum mengizinkan
kepada kaum Muslimin mengangkat senjata. Kaum musyikin telah memukul ‘Ammar,
Bilal dan Yasir, begitu juga telah memukul Abu Bakar, bahkan Muhammad sendiri.
Karena hal itu telah sewajarnya kalau kaum Muslimin membela diri. Tuhan pun
telah memberi izin kepada mereka untuk membela diri.
2.
Menjamin kelancaran da’wah dan memberi kesempatan kepda mereka yang
hendak menganutnya
3. Untuk memelihara umat
Islam supaya jangan dihancurkan oleh balatentara Persia dan Rumawi
Peperangan-peperangan yang berpengaruh besar terhadap tersiarnya agama
Islam dan kemajuan kaum muslimin :
1. Gazwah Badr Alkubra’
Perang ini terjadi pada 17 Ramadhan tahun 2 H di dekat sebuah perigi milik
Badr, antara Makkah dan Madinah. Perang ini terjadi karena kaum Quraisy telah
mengusir kaum muslimin dari Makkah. Mereka berhijrah ke Madinah. Kepergian
mereka ke Madinah menyebabkan mereka kehilangan rumah dan harta.
2.
Peperangan Uhud
Perang ini terjadi pada pertengahan Sya’ban tahun 3 H di kaki gunung Uhud
yang terletak di sebelah utara kota Madinah. Peperangan ini disebabkan karena
kekalahan yang di derita Quraisy di peperanagn Badr adalah suatu pukulan yang
terasa hebat oleh mereka.
3. Peperangan Ahzab (
Peperangan Khandaq )
Perang ini terjadi pada
bulan Syawal tahun 5 H di sekitar kota Madinah, terutama di bagian utara.
Peperangan ini mempunyai maksud hendak menumpas Islam dan Muslimin.
4. Peperangan Mu’tah
Perang ini terjadi pada
tahun 8 H di dekat desa Mu’tah, bagian utara Jazirah Arab. Perletakkan senjata
antara Quraisy dengan kaum Muslimin telah memberi kesempatan yang baik bagi
Nabi dan kaum Muslimin untuk menjalankan dakwah.
5. Peperangan menaklukkan
kota Makkah
Perang ini terjadi pada
tahun 8 H di Makkah al Mukarrahmah. Banyak peristiwa dan keadaan yang dapat
menolong dan membukakan jalan bagi kaum Muslimin untuk menaklukkan kota Makkah
dengan mudah.
6. Peperangan Hunain dan
Thaif
Peperangan Thaif adalah
kelanjutan dari peperangan Hunain, karena kelompok-kelompok Hawazin dan Thaif
sesudah dikalahkan di Wadi Hunain, lantas mengundurkan diri ke belakang dan
berkumpul di Thaif. Di sinilah mereka bertahan. Kaum Muslimin mengejar mereka dan
terjadi peperangan lagi. Oleh karena itu, peperangan Hunain dan peperangan
Thaif biasanya dituturkan bersama-sama. Perang ini terjadi pada tahun 8 M di
Wadi Hunain dan kota Thaif.
7. Peperangan Tabuk
Perang ini terjadi pada
tahun 9 H di kota Tabuk di sebelah utara Jazirah Arab. Tiga orang panglima kaum
Muslimin sudah syahid pada pertempuran Mu’TAH. Akhirnya komando dipegang oleh
Khalid ibnul Wlid. Taktik mundur teratur dari Khalid dapat memperdayakan musuh
dan memperkecil korban dari kaum Muslimin.
Tahun Delegasi
Agama Islam telah dapat
meratai seluruh Jazirah Arab. Agama yang tadinya hanya tersiar pada tempat-tempat
terbatas, dan pemeluknya hanyalah beberapa orang saja, sekarang telah menjadi
agama yang dianut penduduk seluruh Jazirah Arab. Orang yang tadinya terpaksa
melarikan diri dengan sembunyi malam hari di kota Makkah, karena dikelilingi
oleh musuh-musuhnya, sekarang telah kembali memasuki kota Makkah memimpin suatu
lasykar yang besar dan kuat, dengan kemenangan yang gemilang-gemilang. Nabi
Muhammad SAW merasa sangat senang karena usahanya akhirnya berhasil dalam masa
sepuluh tahun.
AL KHULAFAU’R RASYIDUN
11- 40 H ( 632- 661 M)
ABU BAKAR AS-SHIDIQ
11- 13 H 9632-634 M)
Sesudah Nabi Muhammad
SAW wafat, kaum Anshar menghendaki agar orang yang akan menjadi Khalifah yaitu
berasal dari antara mereka. Abu Bakar dipilih menjadi Khalifah yang baru.
Kesulitan yang dihadapi beliau banyak yang murtad, ada pula yang mengaku
menjadi Nabi, dan banyak yang tidak mau zakat. Namun hal itu dapat ditumpaskan
oleh Abu Bakar . Abu Bakar pulang kerahmatullah diwaktu pertempuran sedang
berkobar.
UMAR IBNUL KHATTAB 13-23
(634- 644 M)
Abu Bakar menunjuk
Umar unyuk menjadi Khalifah. Kaum Muslimin telah mendapat kemenangan yang
gemilang di seluruh Tanah Arab. Tuhan telah member ilham dan taufik
kepada Umar dalam memperkenankan panggilan zaman, menjawab tantangan hidup bar,
dan membangun Negara islam. Beliau yang menyusun dewan- dewan , mendirikan
Baitul Mal, menempa mata uang, membentuk tentara untuk menjaga dan melindungi
tapal batas, mengatur gaji, mengangkat hakim- hakim, mengatur perjalanan pos,
menciptakan tahun Hijriah dan mengadakan Hisbah , pengontrolan terhadap
timbangan dan takaran, penjagaan terhadap tertib- tertib dan asusila,
pengawasan terhadap kebersihan
.
USMAN IBNU ‘AFFAN 23- 35
H (644- 656 M)
Umar berpulang
kerahmatulloh, maka sahabat- sahabatnya berkumpul untuk bermusyawarah. Dari
hasil tersebut didapatkan kesimpulan bahwa pendapat tertuju kepada Usman dan
Ali. Maka dipilihlah Usman menjadi Khalifah karena lebih tua
dari pada Ali, dan perilakunyapun lunak.
Perluasan Islam di masa Usman :
1. Menumpas pendurhakaan dan
pemberontakan yang terjadi dibeberapa negeri
2. Melanjutkan perluasan Islam
kedaerah- daerah yang telah terhenti pada masa Umar.
ALI IBNU ABI THALIB 35-
40 H ( 656-661 M)
Beliau adalah putera
dari paman Rasululloh dan suami dari Fatimah. Ali semenjak kecil
sudah di didik dengan adab dan budi pekerti Islam.pengetahuannya dalam
Islam sangat luas. Dalam pembai’ahan Alii ada yang tidak setuju yaitu
bintang Bani Hasyim, yang menuntut kursi khalifah. Pembai’ahan Ali adalah
pembai’ahan dari rakyat terbanyak, yakni orang- orang yang telah menjatuhkan
Usman. Politik Ali dalam pemerintahan dikeluarkannya sebuah
ketetapan :
a. Memecat kepala daerah angkatan Usman
b. Mengambil kembali tanah- tanah yang
dibagi- bagikan Usman kepada family – family dan kaum kerabatnya tanpa
jalan yang sah.
Banyak terjadi peperangan dimasa
pemerintahan Ali yang terpenting ada dua yaitu peperangan Jamal (unta) dan
peperangan Shiffin. Diwaktu beliau bersiap- siap mengirim balatentara untuk
memerangi Mu’awiyah. Terjadi suatu komplotan untuk mengakhiri hidup masing-
masing dari Ali, Mu’awiyah dan ‘ Amr ibnu ‘ash. Tapi dari ketiga itu hanya Ali
yang tewas. Ibnu Muljam berhasil menusuk Ali dengan pedang , waktu beliau
sedang memanggil untuk sembayang.
FILSAFAT SERUAN ISLAM
1.
Peranan Al Quranul Karim dalam Menyiarkan Agama Islam
Al Quran adalah mu’jizat pertama
Rasululloh SAW. Bangsa Arab terhadap Al Quran dibagi menjadi 3 golongan
yaitu
a) Golongan yang terkenal
kuat dan berani, karena itu mereka dapat mengakui kemukjizatan al Quran, dan
mengikuti Rasulullah SAW pembawa al Quran itu.
b) Golongan yang mengakui
kemu’jizatan al Quran tetapi ada sebab-sebab lain yang menghalangi mereka
mengikuti Nabi.
c)
Golongan terkecil. Orang-orang ini bersikeras untuk menentang dan mencoba
menandingi al Quran disebabkan oleh sifat-sifat fanatik, hasad, dan dengki
mereka. Tetapi bagaimanapun juga mereka tidak berhasil menentang dan menandingi
al Quran.
Adanya orang-orang yang mengaku menjadi nabi dan
berhasrat hendak menandingi al Quran, menjadi satu bukti pengakuan dan
penghargaan mereka kepadanya. Al Quran telah memikat minat manusia, menjadikan
mereka berbondong-bondong masukk agama Islam karena bahasanya yang fasih,
halus, dan lemas. Karena itu mereka pun mengambil kata-kata yang fasih menjadi
mukjizat bagi mereka. Sudah menjadi kebiasaan, berkumpul mengelilingi pujangga-pujangga
mereka, bersuka ria mendengarkan dan menikmati syair yang indah. Oleh karena
besarnya penghargaan mereka terhadap perkataan yang fasih, indah ini, mereka
menggantungkan syair-syair pujangga yang terbaik di dinding Ka’bah. Syair-syair
itu mereka muliakan, diletakkan di tempat mereka melakukan haji. Maka wajar
bila bangsa Arab berduyun-duyun memasuki agama Islam, disebabkan bila mereka
mendengar atau membaca al Quran, mereka akan merasakan suatu keindahan yang
tidak pernah mereka temukan selami ini dalam syair-syair yang paling indah dan
murni sekalipun.
2.
Peranan prinsip – prinsip Islam dalam menyiarkan agama Islam
Islam telah membawa prinsip-prinsip lebih murni daripada yang
dicita-citakan setiap orang. Rasulullah SAW, begitu al Khulafaur Rasyidin,
telah melaksanakan prinsip-prinsip itu dengan penuh semangat dan kegembiraan,
seakan-akan prinsip-prinsip itu telah mendarah daging pada tubuh mereka. Karena
itu mereka merasakan kenikmatan dan kebahagiaan dalam melaksanakannya dan
dengan sebaik-baiknya.
Islam meyerukan agar seorang kepala Negara bekerja untuk kebahagiaan
rakyat, bukan kebahagiaan dirinya sendiri. Jadi Islam menciptakan kepala negara
model baru. Yaitu kepala negar yang miskin. Banyak rakyatnya yang lebih kaya
daripadanya, memiliki kekayaan yang lebih banyak dari kekayaannya. Takjublah
manusia menyaksikan Rasulullah dan al Khulafaur Rasyidin melaksanakan prinsip-prinsip
ini dengan penuh semangat dan kenyataan.
Bangsa Persia dan Romawi dapat menyaksikam dengan sungguh-sungguh apa yang
dapat dijadikam teladan dan perbandingan antara kepala negara negara yang
pernah mereka kenal, yang hanya mengumpulkan harta saja, dan menghalangirakyat
dari kebahagiaan hidup.
Maka insaflah bangsa Persia dan Romawi itu. Bukanlah hanya kepal negara
saja yang insaf dan mengenal Tuhan, bahkan rakyatpun telah menjadi insaf, dan
telah mengenal hak-haknya pula. Orang Yahudi juga tercengang melihat budi
pekerti Muhammad yang halus, dan persamaan yang mengagumkan walaupun kedudukan
dan agama berlainan. Peristiwa ini sangat berbekas pada hati orang Yahudi itu,
lalu dinyatakan keinginannya hendak memeluk agama Islam di saat itu juga.
Zaman silih berganti, zaman Khulafaur Rasyidin telah berlalu dan datanglah
zaman Khalifah-khalifah yang sebenaarnya adalah raja-raja yang kebanyakan tidak
memahami filsafat Islam. Mereka tidak mengakui bahkan tidak mengenal jiwa dan
filsafat Islam. Rasa keadilanpun tidak mendalam. Yang mereka pentingkan hanya
kemewahan dan kenikmatan hidup saja. Jadi disaat agama Islam memasuki India,
Spanyol dan Eropa Timur, pembawa-pembawa agama Islam ke negeri-negeri tersebut berbeda
corak dan jenisnya dari yang membawa agama Islam ke tanah Persia, Suria, dan
Mesir. Adapun bangsa Turki Bani Usman pembawa agama Islam ke Eropa Timur,
merekapun sangat jauh dari filsafat seruan Islam.
Agama Islam lebih tersiar di Indonesia dan di Afrika, karena
pembawa-pembawanya adalah saudara-saudara dan para ulama mengajarkan
pelajaran-pelajaran Islam yang murni, yang terambil dari dasar-dasarnya yang
benar dan dari sumber-sumbernya yang pertama, dari perbuatan-perbuatan
orang-orang saleh dulu, yang diceritakan olehpenyiar-penyiar Islam, dan yang
mereka jadikan bahan pembicaraan-pembicaraan dan penuturan-penuturan mereka
tentang agama Islam.
v Kelebihan
dan Kelemahan Buku Sejarah Kebudayaan Islam Jilid 1
Prof. Dr. A. Syalabi
Buku tersebut berisi banyak hal mengenai
sejarah kebudayaan Islam, baik dari sudut pandang tentang kebaikan-kebaikan
yang pernah dilakukan umat Islam, namun juga mengenai sisi kelam yang pernah
dilakukan umat Islam di masa lalu seperti perebutan kekuasaan, perebutan harta,
dan lain-lain.
Bahasa
yang digunakan pada buku tersebut merupakan bahasa yang cukup sukar untuk kita
pahami. Pemilihan katanya pun banyak yang masih asing di pikiran kita karena
menggunakan istilah-istilah dalam lingkup kerajaan.
Keistimewaan
buku ini adalah banyaknya kalimat langsung yang memberikan pendekatan yang
relevan dalam memberikan pengarahan kepada para pembacanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar