Rabu, 04 November 2015

Review Buku Sejarah Kebudayaan Islam Jilid 1 Prof. Dr. A. Syalabi


 

Nama               : Rian Adi Setia Rahman

NIM                : 15630019

Mata Kuliah    : SKI dan Budaya Lokal

 

 

 

SEJARAH BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM

 

Sebelum Islam masuk, bangsa Arab telah mmempunyai berbagai macam agama, adat, istiadat, dan aturan hidup. Bangsa  Arab dibagi menjadi dua bagian yaitu penduduk gurun pasir dan penduduk negeri. Sejarah bangsa arab penduduk gurun pasir hampir tidak dikenal orang. Kita hanya dapat mengetahui sejarah mereka mulai dari kira-kira seratus lima puluh tahun sebelum masuk Islam, hal ini dikarenakan penduduk gurun pasir tersebut terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan sering terjadi peperangan. Peperangan ini timbul karena untuk menentukan tempat. Bagi yang kuat dia akan mendapatkan tempat yang berair dan berumput untuk ternaknya, namun untuk yang lemah dia hanya akan menjadi budak atau bahkan mati. Penduduk ini juga buta huruf. Sehingga dalam masa ini tidak ada bangunan maupun tulisan bersejarah di gunakan untuk menjelaskan sejarahnya. Kebalikan dari penduduk gurun pasir, penduduk negeri lebih jelas, Negeri-negeri mereka adalah Jazirah Arab bagian selatan, Kerajaan Hirah dan Ghassan, dan beberapa kota di tanah Hejaz.

I.            ILMU BUMI JAZIRAH ARAB

Jazirah Arab berarti  pulau Arab. Sebagian ahli sejarah menamai tanah Arab itu “Shibhul Jazirah” yang berarti “Semenanjung”. Jazirah Arab dibagi  menjadi 2 bagian :

1.      Bagian tengah

Bagian ini terdiri dari tanah pegunungan yang jarang ada hujan, sedikit penduduk. Penduduk bagian tengah ini disebut dengan kaum Badui (penduduk gurun). Binatang ternak utama mereka adalah unta atau “ Safinatus Shahra” ( Bahtera padang pasir) , selain unta ada juga biri- biri. Air susu biri- biri ini untuk diminum, sedangkan dagingnya untuk dimakan, kulitnya untuk pakaian.

Bagian tengah dari Jazirah Arab terbagi menjadi 2 bagian :

a.      Bagian Utara,  disebut  “Najed”

b.      Bagian Selatan, disebut “Al Ahqaf”

Pada bagian selatan ini penduduknya sedikit sehingga  dikenal dengan nama  “Ar Rab’ul Khali”  atau tempat yang sunyi. Keistimewaan penduduk gurun ini salah satunya adalah mereka mempunyai nasab murni. Ahasl ini disebabkan Jazirah Arab tidak pernah dimasuki oleh orang asing. Baahasa mereka masih murni, maka padang pasir itu dijadikan sekolah tempat mempelajari dan menerima bahasa Arab yang fasih, di kala bahasa Arab itu telah mengalami kerusakan di kota-kota dan negeri. Bangsa Badui telah pernah memegang peran penting dalam peniagaan dunia, yaitu sebelum Terusan Suez digali. Mereka mempperhubungkan perniagaan antara benua Asia dan benua Eropa dengan melalui Jazirah Arab. Sistem pemerintahannya pada saat itu adalah sistem bersuku-suku.

2.      Bagian tepi

Hanya dipertemukan oleh Laut Merah dengan Laut Hindia

II.            NEGERI – NEGERI

1.      Yaman

Negeri Yaman adalah tempat tumbuh kebudayaan yang paling penting yang pernah tumbuh dijazirah arab sebelum agama Islam datang. perkataan Yaman berasal dari “Yumn” yang artinya “berkat”. Negeri Yaman makmur karena tanahnya subur. Penduduk Yaman pun pernah memegang peranan besar dalam melancarkan perniagaan antara Timur dan Barat. Faktor itu yang menyebabkan nasab mereka tidak murni lagi; bahasa mereka menjadi rusak.

Karena adanya kestabilan dan kehidupan yang makmur, maka pernah lahir di Yaman raja-raja yang mempunyai nahkota danistana yang besar-besar. Akan tetapi, di masa lemahnya, negeri Yaman terbagi atas beberapa daerah. Di antara kerajaan-kerajaan penting yang telah pernah bediri di Yaman adalah Kerajaan Ma’in, Qutban, Saba’, dan Himyar. Akan tetapi hal-hal yang mengenai kerajaan ini amat sedikit yang dikenal.

2.      Kerajaan Saba’

Kerajaan Saba’ berdiri tahun 950 S.M.  kerajaan ini berdiri sampai tahun 115 S.M. kemasyhuran kerajaaan ini berpangkal pokok pada :

a.      Ratunya yang terkenal bernama Ratu Bulqis

b.      Bendungan Ma’rib , yaitu satu bendungan (dam  raksasa) yang dapat membendung air diantara dua buah gunung.

Sailul Arim menyebabkan kehidupan di Yaman mengalami perubahan besar, sebagian besar penduduk di Yaman mengungsi  ke bagian utara Jazirah arab, dikarenakan air bah yang menenggelamkan wilayah mereka. Inilahyang menyebabkan runtuhnya  kerajaan Saba’ dan bangunnya kerajaan Himyar.

3.      Kerajaan Himyar

Kerajaan ini berdiri saat kerajaan Saba’ mulai lemah. Dan disuatu titik kerajaan Saba’ pun dikuasai oleh kerajaan Himyar. Kerajaan Himyar lemah juga sama seperti kerajaan Saba’ karena lalai untuk mengurus bendungan- bendungan sehingga bendungan tersebut roboh oleh air bah dan hujan. Malapetaka ini menyebabkan mereka mengungsi ke bagian utara Jazirah Arab. Oleh karena itu, Yaman menjadi lemah, dan kelemahan ini membukakan jalan bagi kerajaan-kerjaan Persia dan Romawi untuk campur tangan dalam urusan dalam negeri Yaman dengan maksud hendak memiliki negeri yang subur dan makmur itu.

Kerajaan Saba’ dan Himyar banyak meninggalkan peninggalan-peninggalan yang dapat menggambarkan kebesaran dan kemajuan yang telah dicapai oleh kerajaan-kerajaan itu di zaman dahulu. Kedua kerajaan ini meninggalkan banyak bekas peninggalan bersejarah. Kerajaan – kerajaan ini juga pernah memiliki armada yang besar  untuk membawa barang perniagaan dari India.

4.      Yaman Terjajah

Kesuburan dan kemakmuran negeri Yaman dapat menyebabkan dua kerajaan imperialis ( kerajaan Persia dan Romawi) berlomba- lomba untuk menguasainya. Kerajaan Persia tidak suka melihat negeri Yaman dijajah oleh bangsa Habsyi dan Rumawi itu. Akhirnya datanglah sebuah kesempatan untuk ikut campur tangan yaitu di kala salah seorang dari keturunan raja-raja Himyar namanya Saif Ibnu Zi Yazin lari ke Persia untuk meminta pertolongan mengeluarkan bangsa Habsyi dari Yaman. Dikirimnya Balatentara ke Yaman dan berhasil melepaskan Yaman dari penjajahan bangsa Habsyi. Kemudian kedudukan bangsa Habsyi di Yaman digantikan oleh bangsa Persia. Mereka mengambil alih kekuasaan bangsa Habsyi. Sesudah Saif Ibnu Yasin terbunuh, dan mereka menguasai sepenuhnya negeri Yaman itu.

Di kala Muhammad SAW diutus menjadi Rasul, Gubernur Yaman adalah Bazan. Nabi Muhammad SAW menyeru Bazan untuk menganut agama Islam, maka dianutlah agama ini.

5.      Kerajaan Hirah ( Manadzirah)

Kerajaan Hirah mulai sejak abad ketiga Masehi dan terus berdiri sampai Agama Islam lahir. Diantara raja raja yang terkenal :Umru ul, Nu’man ibnu  Umru ul Qais ( yang mendirikan istana Khawarnaq dan istana Sadir di permulaan abad kelima Masehi ). Raja terakhirnya adalah Mundzir ibnu Hind Nu’man ibdul Mundzir. Di masa pemerintahan raja inilah Khalid ibnu Walid memerangi Hirah, dan akhirnya negeri Hirah menggabungkan diri ke dalam pemerintahan Islam.

6.      Kerajaan Ghassan ( Shasasinah)

Nama Ghasasinah itu diambil dari mata air di Syams yang disebut Ghassan. Laum Ghasasinah menganut agama Masehi yang diterimanya oleh bangsa Romawi dan merekalah yang memasukkan agama masehi di Jazirah arab.  Diantara raja-raja yang terkenal ialah :  Jafnah ibnu ‘Amr, Arkam ibnu tsa’labah, dan Jabalah ibnul Aiham. Dimasa pemerintahan Jabalah ini terjadi pertempuran Yarmuk, dan masuknya agama Islam didaerah ini.  Jasa- jasa kerajaan ini  ialah mereka telah menyebarkan  berbagai kebudayaan  bangsa romawi dan Persia diantaranya : agama, ilmu pengetahuan umum, tulis baca, ilmu pengetahuan ketentaraan , dll.

III.            HEJAZ

Negeri hejaz tidak pernah dijajah dan tidak pernah dipengaruhi oleh Negara- Negara asing. Hal ini dikarenakan letak dan kemiskinan yang dialami oleh Negara ini, sehingga tidak menimbulkan keinginan untuk menjajah wilayah tersebut. Selain kota makkah , di Hejaz ada beberapa buah kota yaitu Thaif, yastrib. Tapi kota ini tidak termasyhur kota Makkah.  Karena kota Makkah dipandang suci, maka kota itu lebih maju dari kota- kota yang lain.

 

Pemerintahan di Makkah

 

            Kota Makkah adalah tempat yang dipandang paling suci. Bangsa Arab dari  seluruh penjuru Jazirah Arab berdatangan ke kota Makkah untuk mengerjakan haji atau umroh. Maka dari itu berdirilah pemerintahan untuk melindungi jamaah-jamaah haji dan menjamin keamanan, keselamatan, dan ketentraman mereka. Pada tahun 440 M pemimpin mereka yang bernama Qushai mengatur urusan-urusan yang berhubungan dengan Ka’bah, yaitu :

1.      As Siqayah (meyediakan air minum)

2.      Ar Rifadah (Menyediakan makanan)

Untuk Jamaah haji yang tidak mampu haruslah disediakan makanan. Biasanya Quraisy memberikan sebagian harta mereka kepada Qushai agar dipergunakan untuk menyediakan makanan bagi jamaah haji yang tidak mampu.

3.      Al Liwa (Bendera)

Yaitu menyeru untuk berperang dengan memasang bendera di ujung tombak di depan pimpinan lasykar.

4.      Al Hijabah

Yaitu menjaga Ka’bah dan memegang anak kuncinya.

 

IV.            SYA’IR ARAB

Ada 2 cara untuk mempelajari syair arab:

a.      Mempelajari syair itu sebagai suatu kesenian, yang oleh bangsa Arab amat dihargai.

b.     Mempelajari syair itu dengan maksud, agar kita dapat mengetahui adat istiadat dan budi pekerti bangsa Arab.

Syair adalah salah satu seni yang dihargai dan dimuliakan oleh bangsa Arab.  Ada beberapa pasar tempat penyair itu kumpul : pasar ‘Ukaz, majinnah, dan zul Majaz.  Seorang penyair mempunyai kedudukan yang tinggi dalam masyarakat bangsa Arab.  Salah satu pengaruh dari Syair pada bangsa Arab, ialah : bahwa syair itu dapat meninggikan derajat seseorang yang tadinya hina, atau sebaliknya.

V.            AGAMA

Jika dalam masyarakat terdapat oknum- oknum manusia yang memungkiri adanya Tuhan , hal itu berarti mereka melawan naluri yang ada pada diri mereka sendiri.

 

MUHAMMAD SEJAK DILAHIRKAN

 

VI.            Kelahiran Muhammad SAW

Nabi Muhammad dilahirkan pada tanggal 12 Robi’ul awal tahun gajah. Sebelum ia dilahirkan ayahnya telah meninggal Dunia, dan Nabi Muhammad diasuh oleh kakeknya yaitu Abdul Muthalib dan menyusuinya yaitu Halimatus Sa’diah. Setelah kakeknya meninggal dunia beliau  diasuh oleh pamannya yaitu Abu Thalib. Dirumah Abu Thalib , beliau dididik. Beliau membantu Abu Thalib mengurus perniagaannya.  Dalam fase hidupnya , Muhammad dijuluki “Al Amin” karena beliau memiliki budi pekerti yang luhur dan dapat dipercaya.  Umura 25 Nabi Muhammad menikah dengan Khadijah , yang pada saat itu Khadijah merupakan janda berumur 40 tahun yang kaya raya.

 

 

VII.            Diutus jadi Rasul

                Turunnya wahyu pertama QS. Al-A’la: 1-5 di gua Hira pada hari Senin di bulan Ramadan pada usia yang ke 40 menjadi awal kerasulan Muhammad saw. Wahyu pertama tersebut berisi: "1) Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Yang menciptakan manusia dari segumpal darah, 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang mengajari (manusia) dengan pena, 5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."

 Ia segera kembali kerumahnya dalam keadaan gemetar.             

VIII.            Fase-fase Seruan

Pada fase ini Rasululloh menyeru keluarga dan sahabat-sahabat  beliau yang karib. Mereka diseru tentang pokok- pokok agama Islam.  Diantara yang masuk islam : istri beliau, Ali, zaid, Abu Bakar, dll.

IX.            Menyeru Bani Abdul Mutthalib

Ini adalah fase yang kedua.  Nabi Muhammad SAW disambut hangat oleh sebagian mereka, tapi pamannya Abu Lahab dan isterinya  sangat mendustakannya.  Dlam fase ini Rasululloh secara terang- terangan  mulai menyeru agama Islam, dan dari sinilah membentang jalan untuk fase yang ketiga yaitu seruan umum yang ditujukan untuk segenap manusia  kepada agama Islam dengan terang- terangan.

X.            Quraisy Mulai Menentang

             Seruan kepada agama Islam mula-mulanya adalah secara rahasia. Hal ini pun juga diketahui oleh Quraisy. Quraisy tidak mempedulikannya karena mereka tigak mengira kalau seruan itu berpengaruh dan akan dianut oleh banyak orang. Kemudian sesudah Rasulullah mulai menyeru dengan terang-terangan, maka kaum Quraisy menyatakan tantangannya terhadap agama baru itu. Mereka mencoba membunuh agama ini dengan cara apapun.

Faktor- factor yang mendorong Quraisy menentang seruan Islam :

a.       Persaingan berebut  kekuasaan

Kaum Quraisy tidak dapat membedakan antara kenabian dan kerajaan. Suku-suku bangsa Arab selalu bersaing untuk merebut kekuasaan dan pengaruh. Sebab itu bukanlah satu hal yang mudah bagi kaum Quraisy untuk menyerahkan pimpinan kepada Mhammad SAW, karena yang demikian menurut mereka berarti bahwa suku-suku bangsa Arab akan kehilangan kekuasaan dan pengaruh dalam masyarakat.

b.      Penyamaan hak antara kasta bangsawan dan kasta hamba sahaya

Bangsa Arab hidup berkasta-kasta. Tetapi, seruan Muhammad SAW memberikan hak yang sama kepada manusia. Karena itu, kasta bangsawan dari kaum Quraisy enggan menganut agama Islam. Mereka menganggap agama Islam akan meruntuhkan tradisi-tradisi dan dasar-dasar kehidupan mereka.

c.       Takut dibangkit

Agama Islam mengajarkan bahwa pada hari kiamat manusia akan dibangkitkan dari kuburnya, dan bahwa semua perbuatan manusia akan dihisab. Kaum Quraisy tidak dapat menerimanya. Mereka pun juga tidak mau mengikuti dan menganut agama Islam.

d.      Taklid kepada nenek moyang

Taklid kepada nenek moyang membabi buta, dan mengikuti langkah-langkah mereka mengenai peribadatan dan pergaulan yang berakar pada bangsa Arab. Karena itu, amat berat jika mereka meninggalkan agama nenek moyang dan mengikuti agama baru itu.

e.       Memperniagakan patung

Salah satu perusahaan orang Arab zaman dahulu adalah memahat patung yang menggambarkan al-Lat, al-Luza, Manah, dan Hubal. Patung itu mereka jual kepada jamaah haji. Mereka membelinya untuk mengharapkan berkat, atau sekedar untuk kenang-kenangan. Tetepi agama Islam melarangmenyembah, memahat, dan menjual patung. Karena itu saudagar-saudagar patung memandang agama Islam sebagai penghalang rezeki.

XI.            Fase-Fase Tantangan Quraisy Terhadap Agama Islam

Pertama, kaum Quraisy menghalangi hamba-hamba sahaya an orang-orang lemah. Menghalangi disini maksudnya dengan cara menyiksa, bahkan sampai meninggal dunia. Nabi sendiri pada fase ini terhindar dari siksa mereka karena mendapat penjagaan dari Abu Thalib paman beliau. Tetapi Nabi mereka tuduh mengadakan perpecahan anatara orang-orang dengan keluarga dan hamba-hamba sahayanya, serta menghasut pemuda-pemuda yang menjadi pengikut-pengikutnya, menghinakan nenek moyang mereka dan dewa-dewa yang mereka sembah.

XII.            Kaum Muslimin Hijrah ke Negeri Habsyi

Keadaan kaum muslimin yang disiksa oleh kaum Quraisy sangat menyedihkan, hal ini membuat Nabi Muhammad berfikir untuk mengrim mereka ke negeri lain, yaitu negeri Habsyi. Karena Rosululloh tahu raja Habsyi itu seorang yang adil. Mereka sangat diterima  dengan baik dan dapat penghormatan besar dari Najasyi raja Habsyi.

XIII.            Memusuhi Rasulullah

Hijrah kaum muslimin ke negeri Habsyi itu menggoncangkan kaum Quraisy. Mereka berkeyakinan bahwa dengan hijrah itu, kaum muslimin akan tersebar ke seluruh penjuru dan tentu akanmenyeru kepada agama Islam. Sekarang mereka mengalih langkah dan menjuruskan perhatian kepada Muhammad ibnu Abdullah. Mereka mencoba menindasnya. Tetapi, Muhammad mendapat perlindungan dari keluarganya, terutama dari Abu Thalib. Meskipun demikian, beliau tidak luput dari berbagai macam penganiyayaan dan siksaan.

XIV.            Hamzah dan Umar Masuk Islam

Dengan masuknya Hamzah dan Umar kedalam Agama Islam, tentunya akan memperkuat kaum Muslimin dan harapan untuk menang bertambah. Kaum Quraisy yang mendengar hal ini segera cepat mengambil langkah yaitu dengan cara meminta Abu Thalib untuk  melarang  Nabi Muhammad  mencela agama dan menghinakan dewa- dewa mereka. Akan tetapi hal ii tidak membuahkan hasil.

XV.            Memboikot Bani hasyim

Permusuhanpun terjadi.  Kaum Quraisy berniat untuk memusuhi seluruh Bani Hasyim dn melakukan pemboikotan. Akibat pemboikotan ini Bani Hasyim menderita kelaparan, kesengsaraan, kemiskinan. Banyak juga diantara kaum Quraisy yang merasa sedih dengan penderitaan, azab, dan kesengsaraan yang di derita Bani Hasyim karena pemboikotan itu. Akhirnya mereka merobek-robek perjanjian itu. Akhirnya pemboikotan dihentikan dan hubungan mereka dengan Bani Hasyim pulih kembali.

XVI.            Abu Thalib dan Khadijah meninggal dunia

Sesudah 10 tahun Nabi menyeru kepada Agama Islam beliau kehilangan kedua orang yang amat dicintainya yaitu Abu Thalib dan Khadijah. Dengan meninggalnya Abu Thalib dan Khadijah ini Rasululloh menghadapi bermacam – macam bahaya dan cobaan dari kaum Quraisy.

XVII.            Keadaan Rasulullah Sesudah Abu Thalib dan Khadijah Meninggal Dunia.

Dengan meninggalnya Abu Thalib dan Khadijah, Rasulullah menghadapi bermacam-macam bahaya dan cobaan yang didatangkan oleh kaum Quraisy. Kaum Quraisy meletakkan kotoran-kotoran ke punggung Nabi di waktu Nabi bersembahyang di masjid. Pernah juga menyekik leher Nabi waktu beliau di masjid, sehingga nyaris mati. Saat Nabi memberi pelajaran kepada sahabat-sahabat di masjid tentang agama Islam, kaum Quraisy marah, Nabi dan para sahabat beliau mereka pukul hingga sangat parah.

Keadaaan Dakwah Sesudah Abu Thalib Meninggal Dunia

Sesudah Abu Thalib dan Khadijah meninggal dunia, Nabi melihat bahwa penganiayaan Quraisy terhadap beliau dan sahabat-sahabatnya makin menjadi-jadi, dan di luar peri kemanusiaan. Karena itu, dibuatlah khitthah (rencana), akan menjalankan seruan agama Islam ke luar kota Makkah, dengan pengharapan akan dapat menemukan suatu tempat lain yang sesuai untuk dijadikan pusat dakwah. Akan tetapi, Nabi senantiasa juga menemui kesengsaraan dan kesulitan-kesulitan. Tetapi Nabi tidak berputus asa, biarpun dalam kesulitan yang semacam itu. Nabi menjuruskan dakwah kepada jamaah-jamaah haji. Beliau temui jamaah-jamaah haji yang berdatangan dari seluruh penjuru tanah Arab itu. Diperkenalkannya dirinya, dan diperkenalkannya pula seruan Islam dan pokok-pokok agama baru itu kepada mereka. Dengan begitu, mereka dapat mendengar al Quranul Karim, dapat mendengar seruan, buah fikiran, agama, dan filsafat Muhammad. Dengan ini seruan Muhammad mmeningkat fase baru, yaitu fase tersiar, dan berkembang. Keindahan bahasa al-Qquran dan juga filsafat dakwah merupakan faktor-faktor penting yang menjadi daya penarik orang memasuki agama Islam.

XVIII.            Isra’ dan Mi’raj

 Setahun sebelum Nabi berhijrah ke Madinah , terjadilah Isra dan Mi’raj.  Nabi Muhammad bercerita tentang beliau yang dibawa oleh malaikat Jibril ke Masjid Aqsha di Palestina, dari sana beliau naik keatas langit dan dimalam itu juga beliau kembali ke Makkah.  Dalam fikiran kaum Quraisy hal ini dapat menjadi bukti yang jelas tentang kedustaan dan kepalsuan  seruan Muhammad.  Ternyata hal itu meleset, kenyataannya banyak yang perhatian kepada Muhammad.

Agama Islam di Yatsrib

Telah mulai kelihatan tanda-tanda di Yatsrib bahwa seruan agama Islam akan berhasil, dan mulailah timbul sinar harapan bahwa di Madinah akan menyingsing fajar Islam, dan dari sini akan tersiar agama Islam ke seluruh penjuru dunia. Di kota Yatsrib bertemu dua golongan manusia yang sangat berbeda. Golongan pertama berasal dari Utara, yaitu bangsa Arab Yahudi. Golongan kedua berpindah dari selatan, yaitu suku-suku Arab di antaranya yang terpenting kaum Aus dan Khazraj. Pertemuan golongan ini di kota Yatsrib menimbulkan fakta-fakta yaitu:

1.      Bangsa Arab Yatsrib lebih memahami agama-agama Ketuhanan, karena mereka sering mendengar tentang Allah, berbangkit dari kubur, hisab, syurga neraka, dan lain-lain.

2.      Permusuhan antara bangsa Arab Yatsrib dengan bangsa Yahudi.

3.      Antara Aus dan Khazraj selalu timbul peperangan dan silang sengketa.

 

HIJRAH KE YATSRIB

 

Nabi menyuruh sahabat- sahabat beliau berpindah kesana untuk menyelamatkan agama dari penganiayaan Quraisy.  Kota Yatsrib terletak pada jalur perniagaan mereka antara Makkah dan Syams.  Bila penduduk Yatsrib bermusuhan dengan mereka, maka perniagaan mereka engalami keruntuhan.  Jalan satu- satunya yaitu membunuh Nabi Muhammad, namun hal itu gagal.  Rombongan  nabi Muhammad sampai di Yatsrib yang terkenal dengan “ Al Madinah”  dan disambut baik oleh kaum Anshor. Setelah Nabi berhijrah ke Madinah , dan disana manusia berbondong- bondong memeluk agama Islam , mulailah Nabi Muhammad SAW membentuk masyarakat baru, dan meletakkan dasar- dasar  dari masyarakat islam yaitu

a.       Mendirikan masjid

b.      Mempersaudarakan antara Anshar dan Muhajirin

c.       Perjanjian bantu membantu antara sesame kaum Muslimin dan bukan Muslimin

d.      Meletakkan dasar- dasar politik, ekonomi, dan social untuk masyarakat baru.

PEPERANGAN DALAM ISLAM

 

Sebab- sebab kaum Muslimin terjun ke medan perang :

1.       Membela diri

Sejarah telah menyatakan bahwa sebelum hijrah, Tuhan belum mengizinkan kepada kaum Muslimin mengangkat senjata. Kaum musyikin telah memukul ‘Ammar, Bilal dan Yasir, begitu juga telah memukul Abu Bakar, bahkan Muhammad sendiri. Karena hal itu telah sewajarnya kalau kaum Muslimin membela diri. Tuhan pun telah memberi izin kepada mereka untuk membela diri.

2.      Menjamin kelancaran da’wah dan memberi  kesempatan kepda mereka yang hendak menganutnya

3.      Untuk memelihara umat Islam supaya jangan dihancurkan oleh  balatentara  Persia dan Rumawi

Peperangan-peperangan yang berpengaruh besar terhadap tersiarnya agama Islam dan kemajuan kaum muslimin :

1.      Gazwah Badr Alkubra’

Perang ini terjadi pada 17 Ramadhan tahun 2 H di dekat sebuah perigi milik Badr, antara Makkah dan Madinah. Perang ini terjadi karena kaum Quraisy telah mengusir kaum muslimin dari Makkah. Mereka berhijrah ke Madinah. Kepergian mereka ke Madinah menyebabkan mereka kehilangan rumah dan harta.

2.      Peperangan Uhud

Perang ini terjadi pada pertengahan Sya’ban tahun 3 H di kaki gunung Uhud yang terletak di sebelah utara kota Madinah. Peperangan ini disebabkan karena kekalahan yang di derita Quraisy di peperanagn Badr adalah suatu pukulan yang terasa hebat oleh mereka.

3.      Peperangan Ahzab ( Peperangan Khandaq )

Perang ini terjadi pada bulan Syawal tahun 5 H di sekitar kota Madinah, terutama di bagian utara. Peperangan ini mempunyai maksud hendak menumpas Islam dan Muslimin.

4.      Peperangan Mu’tah

Perang ini terjadi pada tahun 8 H di dekat desa Mu’tah, bagian utara Jazirah Arab. Perletakkan senjata antara Quraisy dengan kaum Muslimin telah memberi kesempatan yang baik bagi Nabi dan kaum Muslimin untuk menjalankan dakwah.

5.      Peperangan menaklukkan kota Makkah

Perang ini terjadi pada tahun 8 H di Makkah al Mukarrahmah. Banyak peristiwa dan keadaan yang dapat menolong dan membukakan jalan bagi kaum Muslimin untuk menaklukkan kota Makkah dengan mudah.

6.      Peperangan Hunain dan Thaif

Peperangan Thaif adalah kelanjutan dari peperangan Hunain, karena kelompok-kelompok Hawazin dan Thaif sesudah dikalahkan di Wadi Hunain, lantas mengundurkan diri ke belakang dan berkumpul di Thaif. Di sinilah mereka bertahan. Kaum Muslimin mengejar mereka dan terjadi peperangan lagi. Oleh karena itu, peperangan Hunain dan peperangan Thaif biasanya dituturkan bersama-sama. Perang ini terjadi pada tahun 8 M di Wadi Hunain dan kota Thaif.

7.      Peperangan Tabuk

Perang ini terjadi pada tahun 9 H di kota Tabuk di sebelah utara Jazirah Arab. Tiga orang panglima kaum Muslimin sudah syahid pada pertempuran Mu’TAH. Akhirnya komando dipegang oleh Khalid ibnul Wlid. Taktik mundur teratur dari Khalid dapat memperdayakan musuh dan memperkecil korban dari kaum Muslimin.

 

Tahun Delegasi

Agama Islam telah dapat meratai seluruh Jazirah Arab. Agama yang tadinya hanya tersiar pada tempat-tempat terbatas, dan pemeluknya hanyalah beberapa orang saja, sekarang telah menjadi agama yang dianut penduduk seluruh Jazirah Arab. Orang yang tadinya terpaksa melarikan diri dengan sembunyi malam hari di kota Makkah, karena dikelilingi oleh musuh-musuhnya, sekarang telah kembali memasuki kota Makkah memimpin suatu lasykar yang besar dan kuat, dengan kemenangan yang gemilang-gemilang. Nabi Muhammad SAW merasa sangat senang karena usahanya akhirnya berhasil dalam masa sepuluh tahun.

 

AL KHULAFAU’R RASYIDUN 11- 40 H ( 632- 661 M)

ABU BAKAR AS-SHIDIQ  11- 13 H 9632-634 M)

 

Sesudah Nabi Muhammad SAW wafat, kaum Anshar menghendaki agar orang yang akan menjadi Khalifah yaitu berasal  dari antara mereka. Abu Bakar dipilih menjadi Khalifah yang baru. Kesulitan yang dihadapi beliau banyak yang murtad, ada pula yang mengaku menjadi Nabi, dan  banyak yang tidak mau zakat. Namun hal itu dapat ditumpaskan oleh Abu Bakar . Abu Bakar pulang kerahmatullah diwaktu pertempuran sedang berkobar.

 

UMAR IBNUL KHATTAB 13-23 (634- 644 M)

 

Abu Bakar menunjuk  Umar unyuk menjadi Khalifah. Kaum Muslimin telah mendapat kemenangan yang gemilang di seluruh Tanah Arab.  Tuhan telah member ilham dan taufik kepada Umar dalam memperkenankan panggilan zaman, menjawab tantangan hidup bar, dan membangun Negara islam. Beliau yang menyusun dewan- dewan , mendirikan Baitul Mal, menempa mata uang, membentuk tentara untuk menjaga dan melindungi tapal batas, mengatur gaji, mengangkat hakim- hakim, mengatur perjalanan pos, menciptakan tahun Hijriah dan mengadakan Hisbah , pengontrolan terhadap timbangan dan takaran, penjagaan terhadap tertib- tertib dan asusila, pengawasan terhadap kebersihan

.

USMAN IBNU ‘AFFAN 23- 35 H (644- 656 M)

 

Umar berpulang kerahmatulloh, maka sahabat- sahabatnya berkumpul untuk bermusyawarah. Dari hasil tersebut didapatkan kesimpulan bahwa pendapat tertuju kepada Usman dan Ali. Maka dipilihlah Usman   menjadi Khalifah karena lebih  tua dari pada Ali, dan perilakunyapun lunak.

Perluasan Islam di masa Usman :

1.       Menumpas pendurhakaan dan pemberontakan yang terjadi dibeberapa negeri

2.       Melanjutkan perluasan Islam kedaerah- daerah yang telah terhenti pada masa Umar.

 

ALI IBNU ABI THALIB 35- 40 H ( 656-661 M)

 

Beliau adalah putera dari paman Rasululloh dan suami dari Fatimah.  Ali semenjak kecil  sudah  di didik dengan adab dan budi pekerti Islam.pengetahuannya dalam Islam sangat luas.  Dalam pembai’ahan Alii ada yang tidak setuju yaitu bintang Bani Hasyim, yang menuntut kursi khalifah. Pembai’ahan Ali adalah pembai’ahan dari rakyat terbanyak, yakni orang- orang yang telah menjatuhkan Usman.  Politik Ali dalam pemerintahan  dikeluarkannya sebuah ketetapan :

a.       Memecat kepala daerah angkatan Usman

b.      Mengambil kembali tanah- tanah yang dibagi- bagikan Usman kepada family – family  dan kaum kerabatnya tanpa jalan yang sah.

Banyak terjadi peperangan dimasa pemerintahan Ali yang terpenting ada dua yaitu peperangan Jamal (unta) dan peperangan Shiffin. Diwaktu beliau bersiap- siap mengirim balatentara untuk memerangi Mu’awiyah. Terjadi suatu komplotan untuk mengakhiri hidup masing- masing dari Ali, Mu’awiyah dan ‘ Amr ibnu ‘ash. Tapi dari ketiga itu hanya Ali yang tewas.  Ibnu Muljam berhasil menusuk Ali dengan pedang , waktu beliau sedang memanggil untuk sembayang.

 

FILSAFAT SERUAN ISLAM

 

1.       Peranan Al Quranul Karim dalam Menyiarkan Agama Islam

Al Quran adalah mu’jizat pertama Rasululloh SAW.  Bangsa Arab terhadap Al Quran dibagi menjadi 3 golongan yaitu

a)      Golongan yang terkenal kuat dan berani, karena itu mereka dapat mengakui kemukjizatan al Quran, dan mengikuti Rasulullah SAW pembawa al Quran itu.

b)      Golongan yang mengakui kemu’jizatan al Quran tetapi ada sebab-sebab lain yang menghalangi mereka mengikuti Nabi.

c)      Golongan terkecil. Orang-orang ini bersikeras untuk menentang dan mencoba menandingi al Quran disebabkan oleh sifat-sifat fanatik, hasad, dan dengki mereka. Tetapi bagaimanapun juga mereka tidak berhasil menentang dan menandingi al Quran.

Adanya orang-orang yang mengaku menjadi nabi dan berhasrat hendak menandingi al Quran, menjadi satu bukti pengakuan dan penghargaan mereka kepadanya. Al Quran telah memikat minat manusia, menjadikan mereka berbondong-bondong masukk agama Islam karena bahasanya yang fasih, halus, dan lemas. Karena itu mereka pun mengambil kata-kata yang fasih menjadi mukjizat bagi mereka. Sudah menjadi kebiasaan, berkumpul mengelilingi pujangga-pujangga mereka, bersuka ria mendengarkan dan menikmati syair yang indah. Oleh karena besarnya penghargaan mereka terhadap perkataan yang fasih, indah ini, mereka menggantungkan syair-syair pujangga yang terbaik di dinding Ka’bah. Syair-syair itu mereka muliakan, diletakkan di tempat mereka melakukan haji. Maka wajar bila bangsa Arab berduyun-duyun memasuki agama Islam, disebabkan bila mereka mendengar atau membaca al Quran, mereka akan merasakan suatu keindahan yang tidak pernah mereka temukan selami ini dalam syair-syair yang paling indah dan murni sekalipun.

2.       Peranan prinsip – prinsip Islam dalam menyiarkan agama Islam

Islam telah membawa prinsip-prinsip lebih murni daripada yang dicita-citakan setiap orang. Rasulullah SAW, begitu al Khulafaur Rasyidin, telah melaksanakan prinsip-prinsip itu dengan penuh semangat dan kegembiraan, seakan-akan prinsip-prinsip itu telah mendarah daging pada tubuh mereka. Karena itu mereka merasakan kenikmatan dan kebahagiaan dalam melaksanakannya dan dengan sebaik-baiknya.

Islam  meyerukan agar seorang kepala Negara bekerja untuk kebahagiaan rakyat, bukan kebahagiaan dirinya sendiri. Jadi Islam menciptakan kepala negara model baru. Yaitu kepala negar yang miskin. Banyak rakyatnya yang lebih kaya daripadanya, memiliki kekayaan yang lebih banyak dari kekayaannya. Takjublah manusia menyaksikan Rasulullah dan al Khulafaur Rasyidin melaksanakan prinsip-prinsip ini dengan penuh semangat dan kenyataan.

Bangsa Persia dan Romawi dapat menyaksikam dengan sungguh-sungguh apa yang dapat dijadikam teladan dan perbandingan antara kepala negara negara yang pernah mereka kenal, yang hanya mengumpulkan harta saja, dan menghalangirakyat dari kebahagiaan hidup.

Maka insaflah bangsa Persia dan Romawi itu. Bukanlah hanya kepal negara saja yang insaf dan mengenal Tuhan, bahkan rakyatpun telah menjadi insaf, dan telah mengenal hak-haknya pula. Orang Yahudi juga tercengang melihat budi pekerti Muhammad yang halus, dan persamaan yang mengagumkan walaupun kedudukan dan agama berlainan. Peristiwa ini sangat berbekas pada hati orang Yahudi itu, lalu dinyatakan keinginannya hendak memeluk agama Islam di saat itu juga.

Zaman silih berganti, zaman Khulafaur Rasyidin telah berlalu dan datanglah zaman Khalifah-khalifah yang sebenaarnya adalah raja-raja yang kebanyakan tidak memahami filsafat Islam. Mereka tidak mengakui bahkan tidak mengenal jiwa dan filsafat Islam. Rasa keadilanpun tidak mendalam. Yang mereka pentingkan hanya kemewahan dan kenikmatan hidup saja. Jadi disaat agama Islam memasuki India, Spanyol dan Eropa Timur, pembawa-pembawa agama Islam ke negeri-negeri tersebut berbeda corak dan jenisnya dari yang membawa agama Islam ke tanah Persia, Suria, dan Mesir. Adapun bangsa Turki Bani Usman pembawa agama Islam ke Eropa Timur, merekapun sangat jauh dari filsafat seruan Islam.

Agama Islam lebih tersiar di Indonesia dan di Afrika, karena pembawa-pembawanya adalah saudara-saudara dan para ulama mengajarkan pelajaran-pelajaran Islam yang murni, yang terambil dari dasar-dasarnya yang benar dan dari sumber-sumbernya yang pertama, dari perbuatan-perbuatan orang-orang saleh dulu, yang diceritakan olehpenyiar-penyiar Islam, dan yang mereka jadikan bahan pembicaraan-pembicaraan dan penuturan-penuturan mereka tentang agama Islam.

 

v  Kelebihan dan Kelemahan Buku Sejarah Kebudayaan Islam Jilid 1

Prof. Dr. A. Syalabi

 Buku tersebut berisi banyak hal mengenai sejarah kebudayaan Islam, baik dari sudut pandang tentang kebaikan-kebaikan yang pernah dilakukan umat Islam, namun juga mengenai sisi kelam yang pernah dilakukan umat Islam di masa lalu seperti perebutan kekuasaan, perebutan harta, dan lain-lain.

Bahasa yang digunakan pada buku tersebut merupakan bahasa yang cukup sukar untuk kita pahami. Pemilihan katanya pun banyak yang masih asing di pikiran kita karena menggunakan istilah-istilah dalam lingkup kerajaan.

Keistimewaan buku ini adalah banyaknya kalimat langsung yang memberikan pendekatan yang relevan dalam memberikan pengarahan kepada para pembacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar